Berbicara tentang Pulau Madura, kamu pasti akan langsung ingat dengan hidangan sate ayamnya. Mungkin juga kamu akan langsung ingat dengan festival Karapan Sapi. Tapi, sudah tahukah kamu rumah adat Madura?
Apa nama rumah adat daerah ini, ya?
Bagaimana juga bentuk dan keunikannya?
Semua jawaban ini bisa kamu temukan saat melihat gambar rumah adat tersebut. Madura yang dikenal juga dengan sebutan Pulau Garam terdiri dari 5 kabupaten.
Bisa dibilang kalau semua wilayah di Madura memiliki kebudayaan yang sama. Suku Madura pun dari ujung barat sampai timur hanya punya 1 rumah adat, yaitu Tanean Lanjhang.
Rumah Tanean Lanjhang khas Suku Madura
Tanean Lanjhang adalah nama resmi untuk rumah adat suku Madura. Konstruksi rumah ini sudah mulai diperkenalkan sejak zaman kerajaan dulu.
Masyarakat di Madura sudah sejak zaman dulu punya sifat kekeluargaan yang tinggi.
Tak heran jika sifat ini menurun ke cara pembangunan rumah dan bagaimana mereka mengatur permukiman dengan baik.
Tanean Lanjhang sebenarnya adalah kompleks permukiman. Jadi, jika nama rumah adat lain biasanya hanya untuk menyebut satu rumah, di sini kamu menemukan konteks yang berbeda.
Tanean Lanjhang adalah sebutan bagi satu permukiman masyarakat Madura. Kompleks ini biasanya terdiri dari 10 – 20 rumah warga dengan bentuk yang serupa.
1. Bagian Ruang Rumah Tanean Lanjhang
Karena kompleks ini punya bentuk rumah yang sama, maka tiap rumahnya pun punya konsep pembagian ruangan yang sama pula.
Kamu bisa menemukan ruang tamu, ruang tengah, dan juga kamar. Bagian dalam rumah ini biasa digunakan untuk 1 keluarga.
Berbeda dengan rumah modern yang punya fasilitas lengkap, rumah adat Madura ini serba minimalis.
Maksudnya, di dalam rumah kamu tidak akan bisa menemukan dapur dan kamar mandi yang jadi satu. Semua bagian tersebut ada di bagian luar rumah dengan lokasi berbeda.
Nah, biasanya bagian dapur hingga kamar mandi dibangun secara bersama-sama oleh masyarakat. Bangunan itu juga digunakan secara bersama dalam satu lingkungan.
- Tanean atau Halaman
Tanean adalah bahasa Madura untuk halaman. Bagian depan rumah di Madura memang sengaja dibuat lebar untuk menampung banyak warga saat bercengkrama.
Bahkan sebelum membangun permukiman, anggota masyarakat akan mempertimbangkan berapa luas halaman yang akan disediakan sesuai dengan anggota permukiman tersebut.
Meskipun luas tanean berbeda-beda, tapi kebanyakan masyarakat punya halaman dengan luas sekitar 90 meter persegi.
Halaman ini punya bentuk persegi panjang sesuai dengan bentuk bangunan rumah yang memanjang dan berhadap-hadapan.
Halaman di permukiman Madura ini biasa digunakan untuk menjemur hasil panen, area bermain, atau pesta hajatan warga.
- Langgar Tanean Lanjhang
Masyarakat Madura juga dikenal dengan sisi religiusnya. Banyak ulama besar yang dulunya berasal dari daerah Madura.
Sisi religius ini juga muncul dalam Tanean Lanjhang.
Setiap permukiman Tanean Lanjhang selalu dilengkapi dengan sebuah bangunan mushola yang berdiri sendiri. Mushola ini digunakan bersama-sama oleh seluruh anggota masyarakat.
Mushola kecil ini di Madura lebih terkenal disebut langgar. Bangunan kecil ini biasanya diletakkan di ujung barat permukiman.
Biasanya masyarakat akan membuat langgar dengan ukuran 23 meter persegi.
Langgar harus dibuat dengan kiblat menghadap ke barat. Langgar di era sekarang juga sudah dilengkapi dengan pengeras suara, perlengkapan sholat, dan mengaji.
Langgar bukan hanya bersifat simbolis. Kamu bisa melihat aktivitas masyarakat yang rutin beribadah di langgar ini setiap kali masuk waktu sholat wajib.
Berbagai kegiatan keagamaan juga rutin dilakukan di langgar ini. Bahkan ada aturan tradisional bahwa anak laki-laki yang sudah masuk masa baligh harus banyak menuntut ilmu agama di langgar.
Mereka kadang juga menghabiskan waktu malam di langgar ini.
Konon tradisi inilah yang membuat masyarakat Madura tidak enggan untuk pergi mencari nafkah ke luar daerah.
Karena memang sejak masih remaja kaum laki-lakinya dididik untuk tidak terlalu berat meninggalkan rumah.
- Rumah Utama
Rumah utama adalah bangunan tempat tinggal untuk masing-masing keluarga di permukiman Tanean Lanjang. Rumah ini bentuknya memanjang ke samping dan dibuat dari material kayu.
Rumah ini punya bagian atap mirip limas khas Jawa. Atapnya ditutup dengan genteng, sedangkan bagian lantai biasanya dibiarkan beralaskan tanah.
Rumah utama antara satu keluarga dengan keluarga lainnya berjejer memanjang ke samping. Letaknya tepat di belakang halaman luas.
Uniknya, di dalam rumah utama ini kamu tak akan menemukan banyak dinding pembatas antar ruangan.
Rumah utama ini dibangun tanpa sekat. Tujuannya agar orang tua lebih bebas mengawasi anaknya, terutama anak perempuan.
Rumah dalam satu permukiman biasanya nyaris seragam. Rumah ini kadang dicat dengan warna yang sama atau mirip.
Memang tidak ada ketentuan apa pun tentang warna tembok ataupun hiasan rumah. Tapi banyak masyarakat yang memilih menggunakan warna yang mirip untuk dinding kayu mereka.
Luas rumah utama memang tidak sama. Luas rumah biasanya mempertimbangkan berapa banyak anggota keluarga yang kamu miliki.
Tapi ada aturan baku di mana kamu bisa membangun rumah. Konon lokasi pembangunan rumah utama ini harus sesuai dengan status sosial di tengah masyarakat tersebut.
- Kandang Adat Tanean Lanjhang
Masyarakat Madura sebagian besar dulu memang bekerja sebagai petani dan peternak. Madura sudah sejak lama dikenal sebagai wilayah ternak sapi.
Karena itulah di permukiman Tanean Lanjhang, kamu bisa menemukan beberapa spot bangunan kandang ternak. Tapi memang tidak semua rumah utama memiliki kandang.
Masyarakat yang punya hewan ternak seperti kambing dan sapi saja yang memiliki kandang. Luas kandang tergantung berapa banyak hewan ternak yang mereka miliki.
Semakin banyak, maka kandangnya harus makin luas. Rata-rata masyarakat punya kandang dengan ukuran 6,6x 6 meter. Kandang ini lokasinya di bagian timur atau selatan rumah.
Kandang dulunya harus ditempatkan tidak terlalu jauh dari rumah utama. Tujuannya agar sang pemilik rumah bisa menjaga ternaknya saat malam hari.
Kamu tak perlu heran, pada zaman dulu di wilayah Madura memang masih sering ada pencurian hewan ternak, terutama sapi. Jadi, jarang ada masyarakat yang tega membangun kandang jauh dari permukiman.
Kini kandang ternak sudah jarang ditemukan, apalagi di wilayah perkotaan Madura.
Masyarakat pulau garam memang saat ini lebih suka berdagang dan mengadu nasib ke kota-kota besar Indonesia.
Tapi jika pergi ke wilayah pedesaan, kamu bisa menemukan masyarakat yang masih berprofesi sebagai peternak dan petani.
- Dapur Adat Tanean Lanjhang
Ada satu bagian yang paling unik di rumah adat Tanean Lanjhang ini. Jika kamu terbiasa dengan dapur kecil nan modern, kamu akan terpana dengan dapur di Madura.
Permukiman tradisional Tanean Lanjhang punya bangunan dapur yang terpisah dari rumah utama. Luasnya cukup beragam dan tidak ada ketentuan adat yang baku.
Dapur ini digunakan secara bersama-sama oleh seluruh anggota masyarakat. Ya, dapur ini hampir mirip dengan konsep dapur umum saat ini.
Tapi bedanya, dapur di permukiman Madura ini digunakan setiap hari oleh kaum ibu. Mereka biasa masak bersama setiap pagi untuk keluarga, apalagi dalam satu Tanean Lanjhang memang biasanya terdiri dari satu kerabat dekat.
Kalau kamu pergi ke Kabupaten Bangkalan ataupun Sumenep, kamu masih bisa menemukan model dapur seperti ini.
Dapurnya lumayan besar dan banyak perabotan yang disimpan di sana. Tapi di wilayah kota, masyarakat umumnya sudah punya dapur pribadi sendiri, meskipun ukurannya kecil.
2. Pola Rumah
Kalau kamu mau membangun permukiman rumah adat Madura, kamu harus mengikuti aturan bakunya.
Pola permukiman ini tidak boleh dibangun sembarangan. Ada aturan adat sendiri yang harus kamu penuhi, agar kehidupan bisa berjalan harmonis dan sesuai tradisi.
Bangunan rumah utama harus ditempatkan berjejer dari barat ke timur. Pada bagian tengahnya terdapat halaman Tanean, kemudian bangunan rumah utama ditempatkan pada sisi utara dan selatan halaman.
Di bagian barat sendiri ada mushola. Letaknya persis di tengah dan seakan-akan menjadi titik sentral dari permukiman tersebut.
Letak rumah utama ini harus kamu atur dengan baik. Urutan dari ujung paling barat adalah generasi yang paling tua, kemudian semakin ke timur akan semakin muda usianya.
Nah, jadi jika kamu bercita-cita membangun permukiman untuk beberapa keturunan, kamu harus membangunnya dari ujung barat lebih dulu.
Filosofi ini terus dipegang teguh oleh penghuni permukiman Tanean Lanjhang. Konon pengaturan tata letak permukiman utama ini mengikuti filosofi.
Orang-orang semakin tua ibaratnya sama dengan matahari yang akan terbenam.
Mereka semakin dekat dengan kematian. Sedangkan generasi yang baru dilahirkan layaknya matahari terbit yang siap bersinar terang.
3. Material Bangunan
Pada zaman dulu untuk membuat rumah Tanean Lanjhang, masyarakat masih menggunakan bahan yang ada di alam.
Kamu kini banyak melihat rumah adat yang terbuat dari anyaman bambu, kayu, dan juga jerami. Begitu juga rumah utama yang ada di permukiman adat Madura ini. Semuanya dulu masih dibangun dengan bahan seadanya.
Jika orang tersebut punya status ekonomi yang lumayan bagus, rumahnya juga bagus. Biasanya mereka akan menambahkan beberapa ornamen seperti ukiran dengan warna emas.
Tapi sebagian besar masyarakat dalam satu permukiman Tanean Lanjhang punya kondisi ekonomi yang hampir sama. Jadi akhirnya, mayoritas rumah mereka pun juga serupa.
Tapi kini Tanean Lanjhang sudah banyak yang berubah. Banyak masyarakat di era modern ini yang lebih memilih menggunakan bahan material buatan, seperti semen, batu, dan bata untuk rumah mereka.
Ada juga yang mencampurkan penggunaan material kayu sebagai dinding dan juga semen.
4. Proses Terbentuknya Pemukiman
Pemukiman yang terdiri dari 10-20 rumah utama pastinya tidak diciptakan dalam jangka waktu yang singkat.
Berbeda dengan kompleks perumahan modern yang bisa dibangun hampir serentak, pemukiman tradisional ini butuh waktu yang sangat lama.
Selain itu, ada aturan khusus untuk memulai pembangunan pertama kali.
- Rumah Induk Tonghuh
Kamu bisa belajar bagaimana proses pembuatan pemukiman ini. Pertama, kamu harus membangun rumah induk yang diberi nama Tonghuh.
Rumah ini dihuni oleh generasi pertama dan tertua, kemudian ada satu kewajiban lagi yang harus kamu lakukan, yakni Orang tua harus membangun rumah bagi anak perempuannya yang sudah menikah.
Tapi kadang anak laki-laki pun yang sudah menikah juga harus dibangunkan rumah. Nah, rumah bagi anak-anak mereka ini harus ditempatkan di timur rumah induk.
Hal ini terus berlangsung dari generasi ke generasi, sampai akhirnya banyak rumah utama terbentuk. Aturan utama untuk membangun rumah di sisi utara dan selatan halaman pun harus tetap dianut.
- Rumah Sesepuh Madura
Kamu harus tahu ada sebutan sendiri untuk tetua keluarga atau yang biasa disebut sesepuh di Jawa. Sesepuh dalam bahasa Madura disebut dengan Somah.
Nah, kalau kamu mencari di mana letak rumah sesepuh pemukiman ini, caranya ternyata cukup mudah. Biasanya rumah sesepuh ini dihiasi dengan 2 patung jengger ayam yang saling berhadapan.
Selain sebagai penanda rumah tetua atau sesepuh pemukiman, 2 patung jengger ayam ini juga punya makna filosofis yang mendalam.
Patung diletakkan saling berhadapan di kedua ujung atap rumah, bentuknya hampir mirip dengan batu nisan. Konon sesepuh sengaja meletakkan patung ini untuk lebih mengingat kematian.
Mereka pun berharap bisa lebih dekat kepada Allah.
- Area Sudah Penuh
Nah, jika satu sisi (utara atau selatan) sudah cukup panjang, maka rumah utama akan dibangun di sisi yang lain.
Rumah ini begitu unik, satu pemukiman memang terdiri dari keluarga besar saja. Mereka hidup dengan sistem kekerabatan yang kuat.
Tapi antara 1 pemukiman Tanean Lanjang dengan yang lain biasanya punya jarak yang cukup jauh.
Apalagi pada zaman dulu, jarak antara satu permukiman dengan permukiman yang lain bisa sampai 1 km lebih.
Terutama jika kamu pergi ke daerah pegunungan atau pedesaan. Ini juga yang membuat interaksi antara permukiman jadi terhalang.
Anggota satu Tanean Lanjhang hanya saling mengandalkan kekayaan alam tanah mereka sendiri.
5. Keunikan Rumah Adat Madura Tanean Lanjhang
1. Tata Pemukiman yang Rapi
Tanean Lanjhang bukan hanya sebuah permukiman yang acak. Permukiman ini sangat teratur dan rapi.
Meskipun bentuk bangunannya sangat sederhana, tapi penghuninya hidup dengan damai dalam prinsip keluarga besar.
2. Seluruh Kegiatan Masyarakat di Lakukan di Rumah
Masyarakat modern saat ini mungkin kurang cocok dengan model perumahan ini, apalagi bagi kamu yang hidup di perkotaan dan sangat menjunjung tinggi privasi.
Bagaimana tidak, di permukiman ini banyak kegiatan yang harus dilakukan bersama, misalnya saja masak, panen, menjemur hasil panen, hingga pesta perayaan. Semuanya dilakukan dengan kekeluargaan.
3. Tata Kelola Pemukiman yang Unik
Permukiman Tanean Lanjhang harus punya dapur umum, kamar mandi, dan mushola yang bisa digunakan bersama-sama.
Bangunan ini harus ditempatkan sesuai ketentuan. Mushola atau langgar yang sifatnya suci ditempatkan di tepi barat, sedangkan dapur dan kandang yang kotor harus diletakkan di bagian tepi timur.
4. Punya Aula Multifungsi
Tempat yang paling sering dijadikan pusat berkumpulnya anggota masyarakat adalah halaman atau yang disebut tanean.
Berbagai macam kegiatan penting dilakukan di sini, bahkan keseharian masyarakat yang sebagian besar sebagai petani juga dilakukan di halaman ini.
Mereka pun memanfaatkan halaman ini sebagai tempat berkumpul dan bermusyawarah.
5. Pemukiman yang Berhadapan Berasal dari Satu Kerabat
Pada era yang lebih modern, halaman tengah ini juga dijadikan sebagai jalan. Lalu lintas masyarakat penghuni permukiman juga melewati halaman ini.
Bahkan kendaraan pun juga melewati halaman dan kadang bisa parkir di sini. Jadi, jika kamu melihat ada permukiman yang saling berhadapan, pasti mereka berasal dari satu kerabat yang sama.
Lihat juga rumah adat lainnya, antara lain ada :
Rumah adat Madura memang unik. Tanean Lanjhang adalah satu permukiman yang punya pola sangat teratur di Madura.
Bentuk rumahnya pun hampir mirip dan berjejer di kedua sisi permukiman. Tanean Lanjhang mungkin sulit kamu temukan di wilayah perkotaan.
Tapi jika masuk ke daerah pedesaan, kamu masih bisa menemukannya di tengah-tengah permukiman modern lainnya.