Rumah Adat Lampung – Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak budaya daerah yang berbeda. Perbedaan tersebut membuat setiap daerah memiliki hal unik yang menarik.
Salah satu kebudayaan yang perlu dilestarikan adalah rumah adat Lampung. Di Lampung terdapat rumah adat yang berbentuk panggung dan masih bisa ditemui hingga saat ini.
Rumah adat yang ada di Lampung ini memiliki bentuk yang hampir sama dengan rumah adat Sumatera lainya.
Tetapi, ada beberapa ciri khas dari rumah adat ini yang tidak dijumpai pada rumah adat lainnya. Sebagai masyarakat sudah seharusnya mengetahui kekayaan daerah yang ada di Indonesia agar bisa melestarikannya.
Sejarah Rumah Adat Lampung
Lampung memiliki rumah adat yang disebut dengan nama Nuwo Sesat. Rumah adat ini memiliki bentuk berupa rumah panggung.
Bukan karena tidak ada alasan, hal tersebut dilakukan karena kondisi alam Lampung yang dialiri oleh banyak sungai. Umumnya, rumah ini dibangun membelakangi aliran sungai.
Material bangunan yang digunakan dalam Nuwo Sesat yaitu papan kayu.
Awalnya, Nuwo Sesat menggunakan atap dengan bahan dasar anyaman ilang. Tetapi, saat ini masyarakat lebih memilih menggunakan genting untuk menyesuaikan dengan keadaan saat ini.
Perumahan masyarakat dibuat dengan pola rapat dan mengikuti alur sungai.
Tidak hanya untuk menghindari aliran sungai, namun juga untuk menghindari binatang buas yang mungkin datang ke perumahan masyarakat.
Mengenal Rumah Adat Lampung Nuwo Sesat
Nama rumah adat Lampung Nuwo Sesat diambil berdasarkan bahasa Lampung.
Selain itu, rumah adat ini juga memiliki beberapa bagian serta jenis rumah yang berbeda. Yuk, lebih mengenal rumah adat Lampung Nuwo Sesat.
1. Istilah Nama Nuwo Sesat
Nuwo Sesat sendiri berasal dari dua kata, yaitu nuwo dan sesat.
Nuwo berarti rumah dan sesat memiliki arti adat. Pada zaman dahulu, rumah adat ini dipakai sebagai tempat untuk melaksanakan pertemuan masyarakat suku Lampung.
Tetapi, Nuwo Sesat juga memiliki fungsi lain sebagai rumah adat.
2. Jenis Nuwo Sesat
Rumah adat provinsi Lampung Nuwo Sesat memiliki beberapa fungsi dan dibedakan menjadi beberapa jenis.
Berikut merupakan tiga jenis rumah adat Nuwo Sesat, yaitu:
1. Sesat Balai Agung
Sesat Balai Agung adalah rumah adat yang biasanya dijadikan ikon.
Bangunan rumah adat ini digunakan sebagai tempat untuk melaksanakan pertemuan para purwatin atau yang dikenal dengan penyeimbang adat. Para purwatin akan melaksanakan musyawarah di sini.
Sebelum memasuki rumah adat lampung yang satu ini, para purwatin harus melewati tangga atau jambang agung terlebih dahulu.
Tangga tersebut juga dikenal dengan nama lorong agung. Pada bagian atas jambat agung payu yang berwarna kuning, merah, dan putih yang melambangkan Lampung.
Payung dengan warna putih berarti tingkat marga yang dimiliki.
Sementara itu, payung berwarna kuning bermaknakan tingkat kampung, sedangkan payung berwarna merah melambangkan tingkatan suku yang ada di kampung tersebut.
Lambang dari Sesat Balai Agung adalah burung Garuda.
Burung Garuda dipercaya sebagai kendaraan Dewa, yaitu Dewa Wisnu. Saat ini lambang Garuda tersebut dipakai saat acara pernikahan adat masyarakan Lampung.
2. Nuwo Balak
Nuwo Balak merupakan rumah adat yang berukuran besar. Nuwo Balak biasanya digunakan menjadi tempat tinggal kepala suku atau penyimbang adat suku Lampung.
Nuwo Balak memiliki ukuran sebesar 30×15 meter. Di bagian depan rumah terdapat beranda yang dipakai untuk menerima tamu dan bersantai.
Serambi yang ada di Nuwo Balak tidak memiliki dinding, Pada bagian depan terlihat tangga yang dipakai untuk turun ke tanah.
Di samping tangga pada bagian bawah terdapat tempat yang digunakan untuk mencuci kaki serta meletakkan alas kaki.
Tempat tersebut dikenal dengan nama garang hadap yang bertujuan untuk mencuci kaki agar bersih dan tidak mengotori rumah.
Nuwo Balak ini memiliki beberapa bagian ruangan. Pada bangunan rumah utama, dibagi menjadi beberapa ruangan dengan fungsi yang berbeda. Terdapat satu ruang keluarga, dua ruang pertemuan, serta delapan kamar.
Di antara delapan kamar tersebut, terdapat sebuah kamar yang dipakai untuk tempat tinggal istri dari ketua adat.
Dapur rumah terletak terpisah dengan bangunan rumah utama dan berada di bagian belakang.
Dapur tersebut dihubungkan dengan bangunan yang memiliki bentuk seperti jembatan.
Atapnya dibuat menggunakan ijuk enau dengan bentuk berupa perahu terbalik secara melintang.
3. Nuwo Lunik
Berbeda dengan Nuwo Balak, Nuwo Lunik ini memiliki arti rumah kecil.
Umumnya, bangunan rumah Nuwo Lunik ini digunakan oleh rakyat biasa. Jika dibandingkan dengan Nuwo Balak, Nuwo Lunik memiliki ukuran rumah yang lebih kecil.
Rumat adat ini tidak memiliki beranda. Rumah ini hanya memiliki sebuah tangga di bagian pintu masuk yang mengarah ke tanah pada bagian serambi rumah.
Selain itu, bentuk rumah Nuwo Lunik juga lebih sederhana dan hanya terdapat beberapa kamar tidur di dalamnya. Bagian dapur rumah Nuwo Lunik menyatu bangunan utama pada rumah.
Bentuk atap rumah juga lebih bervariasi, misalnya ada atap yang berbentuk limas dan berbentuk perahu terbalik.
3. Bagian-Bagian Nuwo Sesat
Ternyata, rumah adat dari Lampung terdiri dari beberapa jenis dengan ukuran dan fungsi yang berbeda.
Umumnya, bangunan Nuwo Sesat terdiri dari beberapa bagian rumah. Beberapa bagian rumah adat Nuwo Sesat, yaitu:
- Ijan Geladak
Ijan geladak merupakan tangga masuk menuju bangunan dengan atap yang disebut sebagai rurung agung.
- Anjungan
Anjungan atau serambi merupakan tempat yang dipakai untuk melakukan pertemuan kecil.
- Pusiban
Pusiban adalah ruangan yang dipakai untuk melangsungkan musyawarah resmi.
- Ruang Tetabuhan
Ruangan ini digunakan sebagai tempat penyimpanan alat-alat musik.
- Ruang Gajah Merem
Ruangan ini digunakan sebagai tempat istirahat para penyimbang adat.
- Kebik Tengah
Kebik tengah merupakam tempat tidur anak atau penyimbang batin.
4. Bahan Bangunan Nuwo Sesat
Salah satu ciri khas dari rumah adat adalah penggunaan bahan bangunan yang berbeda dengan rumah modern. Rumah adat Nuwo Sesat menggunakan pondasi batu dengan bentuk persegi.
Batu tersebut disebut dengan nama umpak batu. Umpak batu dilengkapi dengan tiang penyangga yang berjumlah 35 buah penyangga dan 20 buah tiang induk.
Lantai rumah menggunakan material berupa papan atau khesi yang berasal dari bambu. Dinding rumah adat Nuwo Sesat menggunakan papan kayu yang berjajar.
Pintu rumah dibuat menggunakan kayu yang membentuk ganda setangkup. Sama seperti pintu rumah, jendela juga dibuat dengan cara dan material kayu yang sama, namun dengan ukuran yang lebih kecil.
Pada rumah Nuwo Sesat, terdapat empat buah jendela yang berada di bagian depan rumah dan dilapisi menggunakan teralis kayu.
Atap rumah memiliki ujung bubungan yang berpusat di satu titik tengah yang ada di bagian atas.
Bagian tersebut dibuat menggunakan kayu bulat yang bersusun serta dilapisi tembaga. Selain itu, bagian itu juga diberi perhiasan.
Sama seperti daerah lainnya, rumah adat Lampung juga memiliki ciri khas dan keunikan yang berbeda dengan daerah lainnya.
Walaupun sama-sama disebut sebagai rumah Nuwo Sesat, tetapi rumah adat ini memiliki beberapa jenis yang dibagi berdasarkan fungsi serta ukuran rumah.
Rumah adat ini masih bisa dijumpai di daerah Lampung terutama di daerah pedesaan.