Maluku telah menjadi salah satu wilayah penting di Indonesia karena menjadi salah satu wilayah penghasil rempah-rempah terbaik. Maluku terkenal sebagai tempat perdagangan rempah dunia, sebelum penjajah masuk ke Indonesia. Maluku juga kaya akan budayanya, salah satunya adalah rumah adat Maluku yang memiliki sejumlah keunikan, gaya arsitektur dan ornamennya yang khas.
Rumah adat di Maluku ini memiliki daya tarik tersendiri bagi budaya Indonesia. Tak heran bila orang-orang Maluku menjaga dan melestarikan budayanya hingga saat ini.
Bahkan rumah adat di Maluku ini menjadi jati diri masyarakat Maluku. Fungsi utama dari rumah adat ini adalah sebagai tempat penyelenggaraan upacara adat dan sebagai tempat penyimpanan benda keramat.
3 Nama Rumah Adat Maluku serta Penjelasan Lengkapnya
Ada banyak budaya dan adat yang dimiliki oleh rakyat Maluku, misalnya tarian dan alat musik tradisionalnya yang sangat khas.
Rumah adat Maluku ini juga terdiri dari beberapa jenis dengan nama yang unik dan menunjukkan ciri khas Maluku. Berikut ini gambar serta penjelasan lengkap dari masing-masing rumah adat tersebut:
1. Rumah Adat Baileo
Rumah tradisional Baileo merupakan salah satu rumah yang berasal dari provinsi tertua di Indonesia yaitu Maluku. Makna dari nama Baileo ini dalam bahasa Indonesia adalah Balai.
Kamu bisa melihat secara langsung rumah adat Baileo ini di wilayah Maluku atau bisa juga di wilayah Maluku Utara.
Fungsi dari rumah ini bagi masyarakat Maluku sangatlah penting, karena rumah adat ini menjadi ikon yang mewakili kebudayaan bagi masyarakat Maluku.
Rumah adat Baileo ini juga menjadi identitas warga Maluku, setelah gereja dan masjid.
Ciri khas yang paling utama dari rumah ini adalah ukurannya yang sangat besar.
Fungsi dari penggunaan rumah ini cukup beragam misalnya untuk balai warga, sebagai tempat upacara adat masyarakat Maluku, serta menjadi tempat penyimpanan benda-benda yang dianggap suci.
Bentuknya juga berbeda dengan rumah-rumah lain yang ada di sekitarnya.
· Keunikan Rumah Adat Baileo
Hal yang paling unik dari rumah adat Baileo ini adalah bentuknya yang sangat unik dan berbeda dengan jenis rumah lainnya. Berikut ini hal yang menjadi pembeda dan unik dari rumah Baileo:
a. Rumahnya Tinggi dan Tak Merapat ke Tanah
Pembangunan rumah ini menggunakan struktur rumah panggung, dengan posisi yang cukup tinggi.
Tujuannya yaitu untuk menempatkan roh-roh para nenek moyang di tempat yang lebih tinggi dari penerusnya. Lantainya juga lebih tinggi, dan memiliki fungsi yaitu untuk menghindari serangan dari hewan-hewan buas.
Dahulu, memang banyak hewan buas yang berkeliaran di sekitar rumah dan bisa membahayakan kesehatan jiwa penghuni rumah.
b. Terdapat Batu Pamali
Batu kerikil yang ukurannya besar disebut dengan batu pamali. Batu ini biasanya akan disimpan begitu saja di depan pintu rumah Baileo.
Batu ini juga dipakai untuk menyimpan sesajen yang ditujukan pada roh nenek moyang. Simbol dari rumah adat yang harus dihormati juga terdapat pada batu pamali tersebut.
c. 9 Tiang Penyangga
Rumah panggung pada Baileo ini juga memiliki tiang penyangga yang jumlahnya 9. Peletakkan beberapa tiang tersebut sesuai dengan ilmu arsitektur yang ada, dan memiliki makna di dalamnya.
Pada bagian kanan rumah terdapat lima buah tiang yang artinya adalah perkumpulan antar desa. Kelima tiang ini disebut dengan siwa lima. Sedangkan di bagian kiri rumahnya terdapat empat buah tiang.
d. Ukurannya Besar
Ukuran rumah adat ini juga berbeda dengan rumah lainnya. Jika dilihat dari fungsinya yang menjadi tempat atau balai tempat bermusyawarah untuk masyarakat, maka ukuran rumah ini memang sengaja dibuat besar.
Dibutuhkan area yang juga lebih besar untuk mengumpulkan banyak orang.
· Gaya Arsitektur Rumah Adat Baileo
Rumah panggung yang tidak mempunyai dinding adalah rumah adat Baileo. Maknanya yaitu supaya roh para nenek moyang bisa keluar masuk dengan lebih leluasa, sehingga tidak ditambahkan dinding pada rumah tersebut.
Lantainya juga berada di atas permukaan tanah karena bentuk dari rumah ini adalah rumah panggung.
Makna dari posisi lantai di dalam rumah adat ini adalah supaya roh nenek moyang bisa berada di tempat dan juga derajat, yang jauh lebih tinggi dibanding masyarakat biasa.
· Ornamen Rumah Adat Baileo yang Khas
Ada banyak ornamen dan juga ukiran yang sangat khas di rumah adat Baileo ini. Corak yang biasanya digunakan pada rumah ini adalah dua ekor ayam yang posisinya saling berhadapan, kemudian diapit oleh dua ekor anjing yang ada di kedua sisinya.
Makna dari ukiran pada rumah Baileo adalah kedamaian serta kemakmuran.
Filosofi yang terkandung pada ornamen tersebut adalah supaya roh nenek moyang tetap menjaga kehidupan pada masyarakat Maluku secara umum.
Jenis ukiran yang biasa digunakan pada ornamen rumah ini adalah bentuk matahari, bulan dan bintang.
Letaknya ada di bagian atap, dan ukiran tersebut diwarnai dengan warna kuning, hitam dan merah. Makna dari ukiran tersebut adalah siap menjadi balai yang menjaga adat istiadatnya, yang telah disertai dengan hukum adat.
2. Rumah Adat Sasadu
Rumah adat Suku Sahu yang tinggal di wilayah Halmahera bagian barat adalah rumah adat Sasadu ini.
Suku Sahu di Maluku merupakan suku paling tua di wilayah Halmahera tersebut. Rumah Sasadu sering ditemukan di hampir setiap desa, dengan fungsi sebagai tempat berkumpulnya masyarakat dan menjadi tempat untuk bermusyawarah.
Tidak ada makna apapun dari kata Sasadu ini. Namun dalam bahasa Ternate arti dari kata Sasadu ini adalah menimba.
Rumah adat Sasadu biasanya dibangun di tengah-tengah desa, tapi lokasinya tidak terlalu jauh dari jalan yang besar. Tujuannya yaitu supaya rumah ini mudah dijangkau oleh seluruh warga yang ada di setiap kampung.
· Keunikan Rumah Adat Sasadu
Ciri khas dan keunikan dari rumah adat Sasadu di antaranya yaitu:
- Memiliki desain rumah yang terbuka yang menunjukkan bahwa masyarakat Maluku Utara dan juga Suku Sahu adalah orang-orang dengan sifat yang terbuka. Mereka mau menerima para pendatang baru tanpa membedakan warga baru dan warga setempat.
- Pada bagian rangka atap rumah ini terdapat sepasang kain yang berwarna merah dan putih yang digantung. Hal itu menunjukkan kecintaan masyarakat Maluku pada Negara Indonesia.
Lambang kerukunan antar umat beragama yaitu agama Islam dan Kristen yang menjadi mayoritas penganut agama di Maluku, juga terdapat pada bagian rangka atap tersebut.
- Beberapa bola yang dibungkus dengan ijuk kemudian digantung di kerangka atap yang dekat dengan kain, memberi simbol kearifan dan juga kestabilan. Arahnya merunduk ke bawah dan berlawanan arah dengan arah atap, maksudnya adalah mereka tetap memiliki sikap yang rendah hati walaupun ada di puncak kejayaan.
- Pada bagian bawah di ujung atapnya ukurannya lebih pendek dari langit-langit di atasnya. Tujuannya adalah supaya siapa saja yang masuk harus menundukkan kepala dan membungkukkan tubuh. Maksudnya supaya masyarakat hormat serta patuh pada seluruh aturan yang ada di adat Sahu.
- Pada bagian ujung atapnya terdapat ukiran yang berbentuk perahu, dengan lambang bahwa masyarakat Sahu adalah masyarakat yang suka melaut atau masyarakat bahari.
· Gaya Arsitektur Rumah Adat Sasadu
Desain rumah adat Sasadu ini lebih luas dengan permukaan tanahnya secara langsung menjadi bagian lantai.
Rumah ini juga tak memiliki dinding serta hanya terdiri di satu bagiannya saja yang tidak memiliki sekat. Rumah ini terbuka sehingga hanya tiang penopangnya saja yang terlihat.
Tiang ini tak dipakai untuk memikul berat lantai seperti yang sering dilakukan pada rumah adat secara umum.
Rumah adat yang berada di wilayah Maluku Utara ini tidak berbentuk rumah panggung. Itulah sebabnya bagian tiangnya hanya dipakai untuk menopang kerangka pada atap rumahnya saja.
Beberapa baloknya juga tidak dipaku di tiang, tetapi hanya ditempelkan pada tiang dengan menggunakan pasak kayu.
Pada beberapa bagian balok penguatnya juga dipakai sebagai tempat untuk duduk. Di antara baloknya juga diberi susunan bambu atau kayu yang kemudian membentuk sebuah dipan.
Dalam membentuk jalan masuk orang-orang ke dalam rumah, beberapa tiangnya tidak dihubungkan antara satu dengan yang lainnya.
Terdapat enam jalan masuk pada rumah adat Sasadu ini, yang meliputi dua pintu untuk laki-laki dan dua pintu yang digunakan untuk tamu. Ditambah dengan dua pintu untuk jalan keluar masuk para wanita.
Bagian atap rumah adat ini berasal dari bahan-bahan yang sumbernya langsung dari alam.
Bagian kerangkanya terbuat dari bambu yang kemudian diikat dengan ijuk, dan atapnya dibuat dari anyaman yang dibuat dari daun sagu serta anyaman daun kelapa.
· Filosofi Rumah Adat Sasadu
Rumah adat Sasadu dibangun dengan arsitektur yang memperlihatkan adat istiadat dari Suku Sahu. Bentuk rumahnya pendek supaya setiap orang bisa masuk dengan mudah ke dalam.
Tujuannya adalah supaya setiap orang yang masuk ke dalam rumah bisa menghormati dan patuh pada adat istiadat yang telah diwariskan oleh para leluhur.
Rumah ini diumpamakan sebagai kapal perang dari Kerajaan Ternate bagi para Suku Sahu. Kagunga Tego-tego merupakan kapal perang yang merapat ke pantai.
Hal itulah yang membuat rumah adat Sasadu selalu dibangun dengan arah yang menuju ke gunung dan juga daratan. Lokasi dari rumah adat ini juga berada di tengah kampung.
3. Rumah Adat Hibualamo
Jenis rumah adat Maluku lainnya yang perlu kamu ketahui adalah, rumah adat Hibualamo.
Nama rumah ini dibentuk dari dua suku kata, yang terdiri dari hibua atau rumah dan lamo yang maknanya besar.
Bangunan rumah adat ini sudah dibangun sejak 600 tahun yang lalu, dan baru diresmikan sebagai rumah adat dari Maluku pada tahun 2007 lalu.
· Keunikan Rumah Adat Hibualamo
Jenis rumah adat Hibualamo ini memiliki keunikan yang utama, yang terlihat pada penggunaan warna dan selalu dipakai di seluruh hibualamo yang jumlahnya empat jenis. Warna tersebut terdiri dari warna putih, merah, hitam dan juga kuning.
Lambang dari warna merah adalah kegigihan, lambang dari warna kuning adalah kejayaan dan kemegahan. Sedangkan lambang dari warna hitam adalah solidaritas dan warna putih memiliki lambang kesucian.
Masyarakat atau warga setempat sering melaksanakan upacara adat, terutama ketika mulai masa panen atau masa tanam di rumah adat tersebut.
· Gaya Arsitektur Rumah Adat Hibualamo
Jika dilihat dari bentuk rumahnya, rumah adat yang satu ini bentuknya mirip dengan perahu. Hal itu menjadi cerminan masyarakat dari Suku Tobelo dan juga Galela yang termasuk ke dalam kebudayaan maritim.
Masyarakat Suku Tobelo dan Galela sudah hidup sebagai generasi pelaut yang sangat ulung dan pandai.
Itulah sebabnya bentuk rumah adatnya pun menyerupai bentuk perahu. Bangunan rumah ini ukurannya besar dan mempunyai delapan sisi dengan empat pintu masuk, yang ada di empat penjuru mata angin.
Fungsi utama dari rumah Hibualamo ini adalah sebagai pusat kegiatan masyarakat dan tempat untuk menyatukan sepuluh suku yang ada di Loloda, Halmahera dan Morotai.
· Ciri Khas Rumah Adat Hibualamo
Hampir semua bangunan pada rumah adat ini dibangun dengan beberapa simbol ukiran yang unik, dan masing-masing simbol memiliki maknanya sendiri.
Rumah ini juga dikenal sebagai pusat dari semua kegiatan yang berkaitan dengan masyarakat secara umum.
Kalau kamu penasaran ingin melihat rumah adat Hibualamo ini kamu bisa datang ke rumah adat Hibualamo Tobelo yang lokasinya di Pulau Kakara.
Semua jenis rumah adat Maluku ini memiliki gaya arsitektur, ciri khas dan filosofi yang unik. Masing-masing rumah memiliki daya tarik yang luar biasa menawan.