Setiap suku bangsa yang ada di Indonesia memiliki budaya serta adatnya sendiri. Salah adat yang dimiliki suku bangsa tersebut adalah rumah adat. Sebuah produk budaya di Indonesia yang memiliki gaya arsitekturnya masing-masing. Seperti misalnya rumah adat Jambi yang juga memiliki makna, ciri khas dan keunikan tersendiri seperti rumah adat lainnya.
Jumlah adat dan budaya di Indonesia ini banyak banget ya, termasuk rumah adat yang berasal dari setiap wilayah yang ada di Indonesia.
Rumah adat dari suatu wilayah di Indonesia ini juga memiliki ragamnya masing-masing. Jadi, keanekaragaman budaya di Indonesia ini sangat kaya. Seperti rumah adat dari wilayah Jambi ini yang memiliki 3 jenis rumah adat.
Gaya Arsitektur Rumah Adat Jambi yang Unik
Rumah adat Kajang Leko adalah salah satu rumah adat dari Jambi dengan keunikan dan ciri khasnya sendiri.
Keunikan dari rumah adat ini terlihat dari gaya arsitektur rumah tersebut.
Desainnya juga dibuat dengan bentuk yang bagus dan indah. Berikut ini gaya arsitektur dari rumah adat Kajang Leko:
1. Konstruksi Rumah Adat Jambi
· Bentuk Rumah
Sama dengan rumah adat yang berasal dari Pulau Sumatera lainnya, rumah adat Jambi ini memiliki konsep rumah panggung. Gaya arsitektur dari rumah ini seringkali disebut dengan Marga Batin.
Bentuknya yaitu persegi panjang, yang kalau dilihat dari atas akan terlihat jelas sekali. Ukuran rumahnya sekitar 12 x 9 m.
· Jumlah Tiang Penopang
Rumah adat Kajang Leko ini ditopang oleh beberapa tiang penyangga. Jumlah tiang yang menopang rumah ini meliputi 24 tiang utama dengan 6 tiang tambahan, sehingga jumlahnya menjadi 30 tiang.
Beberapa tiang yang menopang rumah adat ini cukup tinggi. Fungsi dari ketinggian rumah tersebut adalah untuk mencegah banjir yang masuk ke dalam rumah atau menghindari serangan dari hewan buas.
· Jumlah Tangga yang Masuk
Ada dua buah tangga yang digunakan sebagai akses untuk masuk ke dalam rumah.
Kedua tangga itu dibangun di samping kanan dan kiri rumah, dengan tangga di samping kanan yang menjadi tangga utama. Fungsi tangga di samping kirinya adalah hanya sebagai akses masuk tambahan saja.
· Desain Atap
Gajah Mabuk merupakan nama dari bagian atap rumah adat di Jambi tersebut.
Desainnya mirip dengan bentuk perahu yang melengkung di bagian ujung atasnya, dan dinamakan dengan potong jerambah atau lipat kajang. Bahan material yang digunakan untuk bagian atap adala anyaman ijuk dan juga kayu.
Baca Juga :
10 Keunikan Rumah Adat Gadang, Rumah Tradisional Minangkabau Sumatera Utara
2. Jumlah Ruangan
Dalam rumah adat Jambi ini memiliki beberapa ruangan yang memiliki fungsinya sendiri. Terdapat makna yang khusus dari setiap ruangan tersebut, dan terdiri dari 8 ruangan yang meliputi:
· Pelamban
Bagian bangunan yang terdapat di bagian kiri bangunan induk atau bangunan utama.
Bagian lantai dibuat dari bambu belah yang sudah diawetkan terlebih dahulu. Setelah itu bambu dipasang dengan jarak yang akan memudahkan air di bagian bawahnya mengalir dengan baik.
· Ruang Masinding
Ruangan ini sama dengan serambi depan yang juga digunakan untuk menerima tamu. Dinamakan ruang masinding karena masih berhubungan erat dengan masinding.
Dalam musyawarah adat, biasanya ruangan ini hanya sebagai ruang duduk orang biasa. Namun, hanya tamu lelaki saja yang menempati ruang masinding tersebut.
· Ruang Gaho
Letaknya berada di ujung sebelah kiri bangunan dengan arah yang memanjang adalah ruang gaho. Terdapat dapur, ruang penyimpanan dan ruang untuk tempat air di dalam ruang gaho tersebut.
· Ruang Balik Menahan
Ruangan ini disebut dengan dengan serambi dalam yang memiliki beberapa ruangan, di antaranya yaitu ruang tidur bagi orang tua, ruang makan, dan ruang tidur untuk anak yang masih gadis.
· Ruang Tengah
Ruangan yang satu ini letaknya yaitu di tengah bangunan, tepatnya di antara ruangan masinding dengan ruang tengah yang tak disekat oleh dinding. Ruangan ini akan ditempati oleh para wanita pada saat upacara adat berlangsung.
· Ruang Balik Melintang
Letak ruang balik melintang berada di ujung kanan bangunan, yang menghadap ke arah ruang tengah serta masinding.
Ukuran ruang balik melintang ini yaitu 2 x 9 m. Dibandingkan dengan ruangan lainnya, lantai di ruang balik melintang ini lebih tinggi karena ruangan ini sebagai ruang utama di dalam rumah adat di Jambi.
Selain itu, ruangan ini juga tidak boleh ditempati oleh sembarangan orang dan hanya orang tertentu saja.
· Ruang Atas (Peneh)
Ruangan ini berada di atas bangunan, yang menyerupai plafon yang menjadi pembatas antara atap di bagian atas dan bagian bawah. Biasanya ruangan ini dipakai untuk menyimpan sejumlah barang.
· Ruang Bawah (Bauman)
Ruangan di bawah yang tidak memiliki lantai dan dinding ini, biasanya digunakan untuk menyimpan barang atau untuk memasak pada saat ada acara penting seperti misalnya pesta.
3. Ornamen
Hiasan dan juga ornamen yang terdapat pada rumah adat Kajang Leko sangat indah dan cantik. Terdiri dari berbagai motif hias dengan bentuk ukiran, pada ornamen tersebut. Ciri khas dari motif ornamen ini adalah flora dan fauna.
Biasanya motif flora yang dipakai untuk ornamen rumah adat Kajang Leko adalah bungo jeruk, bungo tanjung, dan tampuk manggis.
Biasanya pada motif bungo tanjung ini diukirkan pada bagian depan masinding. Untuk motif bungo jeruk diukirkan pada belandar atau luar rasuk dan di atas pintu.
Alasan mengapa rumah adat ini diukir dengan menggunakan motif-motif flora adalah karena di Jambi ada banyak tumbuhan atau tanaman.
Hal itu juga menjadi lambang dari pentingnya peran hutan bagi warga/masyarakat Jambi pada umumnya. Motif flora juga dibuat dengan tambahan warna untuk memberi kesan cantik di dalamnya.
Ada pula motif lain yang digunakan selain motif flora ini, yaitu motif fauna atau binatang.
Motif yang dipakai biasanya adalah ikan. Hal itu menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat Jambi berprofesi sebagai nelayan.
Motif fauna ini tidak ditambahkan warna apapun dan biasanya diukir pada bagian bendul gaho dan balik melintang.
Beberapa hiasan yang bentuknya ikan tersebut sudah distilir pada bentuk dedaunan yang juga dilengkapi dengan bentuk sisik ikan.
4. Susunan Rumah Adat Jambi
Rumah adat Kajang Leko di Jambi terutama yang ada di Rantau Panjang dibangun di dalam satu kompleks, dengan deretan rumah yang memanjang.
Beberapa rumah juga dibangun dengan saling berhadapan dan memiliki jarak sekitar 2 m. Pada bagian belakang rumahnya terdapat bangunan khusus yang digunakan sebagai tempat penyimpanan padi.
Bangunan itu disebut dengan lumbung atau sering juga disebut bilik.
Baca Juga :
Simak 9 Fakta Menarik Rumah Adat Bengkulu | Dari Gaya Arsitektur Sampai Fungsi Ruangan
Warga Jambi yang masih menggunakan rumah adat ini biasanya adalah golongan masyarakat di pedesaan. Khususnya di wilayah Jambi Sebrang atau jalan yang menuju ke jembatan Gentala Arasy.
Jenis rumah adat Jambi lainnya yang perlu kamu ketahui yaitu rumah adat Merangin dan rumah batu Pangeran Wirokusumo. Keberadaan rumah adat di Jambi ini memang sudah terbilang langka, kecuali di wilayah pedesaan.